Sabtu, 21 Januari 2017

Mengenal Ranukumbolo Ala Tulungagung

  
Potensi wisata lokal memang layak dikembangkan di berbagai daerah. Pengembangan wisata di daerah – daerah akan menyumbangkan devisa tambahan bagi pemasukan daerah dan masyarakat sekitar lokasi. Di Kabupaten Tulungagung misalnya, bagi sebagian orang nama Ranu Gumbolo mungkin masih tampak asing. Namun lambat laun wisata yang berlatar belakang Waduk Wonorejo mulai populer semenjak booming di media sosial. Bahkan di liburan natal dan tahun baru, pernah seharinya pengunjung tembus 7.000 orang.
Terletak di Desa Mulyosari, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, wisata ini baru beroperasi 6 bulan terhitung pada Januari 2017. Berada satu lokasi dengan Waduk Wonorejo yang dikelola Perhutani KPH Kediri, tempat ini menyajikan pemandangan dan udara sejuk khas perbukitan. Hutan cemara dan pinus mendominasi vegetasi tanaman sekitar lokasi wisata.
Bagi yang ingin memasuki lokasi ini akan dikenakan biaya masuk Rp 5.000 per orang dan parkir kendaraan roda dua Rp 2.000 serta parkir kendaraan roda empat Rp 5.000. nah yang ingin memasuki lokasi ini catat jam operasionalnya, Ranu Gumbolo buka mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB.
Ada satu hal yang menarik dari penamaan Ranu Gumbolo ini, nama ini mirip dengan Ranukumbolo yang ada di Gunung Semeru. Menurut penuturan salah satu petugas Perhutani KPH Kediri, Ases, nama ini diberikan pengunjung Waduk Wonorejo. Awalnya pengunjung sengaja berkunjung di Waduk Wonorejo, namun karena menemukan spot yang menarik dengan latarbelakang mirip Danau Ranukumbolo Semeru akhirnya mereka memplesetkan menjadi Ranu Gumbolo.
Nama Ranu Gumbolo semakin populer seiring pengunjung mempublikasikan kunjungan ke media sosial internet. Tak heran tempat yang awalnya berupa tempat untuk berkemah dan berlatarbelakang waduk Wonorejo menjadi tempat selfie. Satu area yang menjadi destinasi selfie menarik di Ranu Gumbolo yaitu spot tempat foto berada di atas pohon.
Spot ini langsung berlatarbelakang Waduk Wonorejo dengan airnya yang hijau karena dasarnya terdapat lumut dan bukit berbaris – baris diselimuti hutan lebat di sekitarnya. Waktu yang tepat melakukan selfie di sini tentu ketika cuaca cerah mengingat keindahan perpaduan waduk, hutan, dan gugusan bukit akan terlihat serasi. Namun demikian yang diperhatikan, saa menaiki spot ini pengunjung harap berhati – hati, mengingat belum adanya peralatan dan petugas yang memadai untuk menjaga keselamatan pengunjung.
Puas menikmati spot selfie, pengunjung dapat menikmati pemandangan di hutan pinus di sekitar lokasi wisata. Ingin mencoba lain? Pengunjung dapat menyewa perahu berkeliling waduk dengan biaya Rp 7.500 perputaran.
Namun, satu hal yang kurang dari tempat bagaimana pengelolaannya yang masih belum digarap maksimal meski pengunjungnya sudah ribuan. Tampak di sekitar lokasi beberapa fasilitas seperti toilet dan gasebo masih terkesan apa adanya. Belum lagi minimnya tempat sampah menjadikan pengunjung membuang sampah sembarangan di lokasi.