Sabtu, 07 April 2018

Mengejar Kebimbanganku


Aku di antara kebimbangan dan masa depan
Aku di antara deburan ombak jalanan yang berhembus
Aku di antara desingan knalpot kendaraan bermotor yang lalu lalang
Mataku kosong memandang ke arah lampu - lampu kendaraan
Hatiku bimbang terus melangkah, ada sejuta asa yang terlintas di otakku
Mengembang seiring waktu dan beban yang terus menerjang
Ini bukan persoalan bagaimana sekedar bisa hidup
Tapi bisa memberikan kebahagiaan untuk orang - orang yang ku sayang
Porsi keadilan di tengah tuntutan dan beban yang terus menyerang
Mengesampingkan ego di tengah keputusan yang sesegera mungkin aku kan ambil
Lantas ke mana langkahku?
Apa aku harus menuruti hatiku, atau sejumlah pikiran di otakku?
Apa aku harus menggunakan naluri yang sering aku lakukan juga dalam kerjaanku?
Apa aku harus menggunakan nafsu yang tak ada habisnya yang bisa celakanku?
Entah dan entah berapa kali lagi aku memaki diriku sendiri
Dalam keramaian lalu lalang kendaraan, pikiran seakan sudah tumpah dan nyaris kosong
Hati? Aku sudah terdesak di antara beton - beton dan aspal jalanan yang ada
Aku tak mengerti, tak bisa berharap banyak apakah Tuhan mengabulkan setiap doa
Dan apa yang aku pikirkan di otakku
Karena aku tahu mungkin aku bukan makhluk Tuhan yang baik
Aku bukan sesuci yang kau inginkan
Jiwaku hitam, masih penuh dosa, angkara, dan murka
Aku tak tahu Tuhan berpihak kepadaku atau tidak?
Atau mungkin Tuhan memberiku rencana A, B, C yang lebih indah
Mengisyaratkan apa aku di sini, mengejar apa diriku
Mungkinkah kau paham dengan bait demi bait ini
Aku bahkan tak tahu sepeka apakah engkau
Aku bahkan bimbang dengan diriku dan langkahku



Solo, Minggu 8 April 2018
Jam 05.39 WIB