Potensi
wisata lokal memang layak dikembangkan di berbagai daerah. Pengembangan wisata
di daerah – daerah akan menyumbangkan devisa tambahan bagi pemasukan daerah dan
masyarakat sekitar lokasi. Di Kabupaten Tulungagung misalnya, bagi sebagian orang
nama Ranu Gumbolo mungkin masih tampak asing. Namun lambat laun wisata yang
berlatar belakang Waduk Wonorejo mulai populer semenjak booming di media
sosial. Bahkan di liburan natal dan tahun baru, pernah seharinya pengunjung
tembus 7.000 orang.
Terletak
di Desa Mulyosari, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, wisata ini baru
beroperasi 6 bulan terhitung pada Januari 2017. Berada satu lokasi dengan Waduk
Wonorejo yang dikelola Perhutani KPH Kediri, tempat ini menyajikan pemandangan
dan udara sejuk khas perbukitan. Hutan cemara dan pinus mendominasi vegetasi
tanaman sekitar lokasi wisata.
Bagi
yang ingin memasuki lokasi ini akan dikenakan biaya masuk Rp 5.000 per orang
dan parkir kendaraan roda dua Rp 2.000 serta parkir kendaraan roda empat Rp
5.000. nah yang ingin memasuki lokasi ini catat jam operasionalnya, Ranu
Gumbolo buka mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB.
Ada satu
hal yang menarik dari penamaan Ranu Gumbolo ini, nama ini mirip dengan
Ranukumbolo yang ada di Gunung Semeru. Menurut penuturan salah satu petugas
Perhutani KPH Kediri, Ases, nama ini diberikan pengunjung Waduk Wonorejo. Awalnya
pengunjung sengaja berkunjung di Waduk Wonorejo, namun karena menemukan spot
yang menarik dengan latarbelakang mirip Danau Ranukumbolo Semeru akhirnya
mereka memplesetkan menjadi Ranu Gumbolo.
Nama
Ranu Gumbolo semakin populer seiring pengunjung mempublikasikan kunjungan ke
media sosial internet. Tak heran tempat yang awalnya berupa tempat untuk
berkemah dan berlatarbelakang waduk Wonorejo menjadi tempat selfie. Satu area
yang menjadi destinasi selfie menarik di Ranu Gumbolo yaitu spot tempat foto
berada di atas pohon.
Spot
ini langsung berlatarbelakang Waduk Wonorejo dengan airnya yang hijau karena
dasarnya terdapat lumut dan bukit berbaris – baris diselimuti hutan lebat di
sekitarnya. Waktu yang tepat melakukan selfie di sini tentu ketika cuaca cerah
mengingat keindahan perpaduan waduk, hutan, dan gugusan bukit akan terlihat
serasi. Namun demikian yang diperhatikan, saa menaiki spot ini pengunjung harap
berhati – hati, mengingat belum adanya peralatan dan petugas yang memadai untuk
menjaga keselamatan pengunjung.
Puas
menikmati spot selfie, pengunjung dapat menikmati pemandangan di hutan pinus di
sekitar lokasi wisata. Ingin mencoba lain? Pengunjung dapat menyewa perahu
berkeliling waduk dengan biaya Rp 7.500 perputaran.
Namun,
satu hal yang kurang dari tempat bagaimana pengelolaannya yang masih belum
digarap maksimal meski pengunjungnya sudah ribuan. Tampak di sekitar lokasi
beberapa fasilitas seperti toilet dan gasebo masih terkesan apa adanya. Belum lagi
minimnya tempat sampah menjadikan pengunjung membuang sampah sembarangan di
lokasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar