a. Pandangan A. Comte (1798-1857) tentang
‘tahap-tahap perkembangan manusia dan masyarakat’ yang dikenal dengan hukum
tiga tahap perkembangan, yaitu: Tahap teologik (fiktif); Tahap metafisik (abstrak); dan Tahap positif (riel) (Mannheim, 1959; Wibisono, 1983; Laeyendecker, 1991).
Pandangan Comte inilah yang menjadi acuan para teoritisi evolusionis berikutnya
(Inkeles, 1964; Giddens, 1985).
b. Pandangan Herbert Spencer (1820-1903)
tentang ‘evolusi masyarakat dari pola sederhana menuju yang rumit dan kompleks,
dari homogen (homogeneity) ke heterogen (heterogeneity)’ (Etzioni,
1973; Rossides, 1978).
c. Karl Marx (1818-1883), tentang ‘evolusi
masyarakat menuju masyarakat komunis tanpa kelas dengan padangan historis
materialism’; (Rose, 1963; Mutahhari, 1986).
d. Max Weber (1864-1920), tentang the
role of ideas in history. Bagi Weber setiap individu terdapat potensi
rasional untuk meraih tujuan, yang terdiri dari empat macam yaitu: traditional
rationality, value oriental rationality, effective rationality, dan
purposive rationality atau rationality instrumental. Keempatnya
dapat berdiri sendiri, tetapi juga simultan yang secara bersama menjadi acuan
perilaku masyarakat, dan tindakan yang paling utama adalah tindakan rationality
instrumental (Wrong, 1970; Johnson,D.P., 1981; Laeyendecker, 1991).
e. Pitirim
A Sorokin (1889-1968), bahwa: Perubahan sosial-budaya bisa
disebabkan oleh faktor internal dan eksternal; Pendekatan historis (historical
approach) dalam studi perubahan sosial adalah sangat penting; dan Metode
logika penuh arti yang terintegrasi dalam budaya (logico meaningful
integration of culture) akan menghasilkan
tiga sistem sosiokultural (supersistem), yaitu: sistem
ideasional; sistem inderawi; dan sistem campuran. Sejarah sosiokultural
merupakan siklus yang bervariasi antara ketiga supersistem yang mencerminkan
kultur ‘agak’ homogen (Green, 1972; Rossides, 1978; Campbell, 1981). Masih
banyak teoritukus yang berpandangan evolusi, diantaranya: Oswald Spengler;
Ferdinan Toennies; Vilfredo Pareto; Emile Durkheim, dan Alex Inkeles. Pembahasan lebih lanjut tentang perubahan sosial-budaya dalam perspektif
teoritis akan diuraikan pada bab berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar