Minggu, 01 Mei 2016

Anak dan Tipologinya

Istilah anak merupakan berdasarkan kategorisasi umur manusia. Istilah anak dapat didefinisikan sebagai orang dewasa dalam bentuk mini sehingga diperlakukan seperti orang dewasa. Namun sekitar abad ketujuh belas atau kedelapan belas muncullah ide bahwa masa anak – anak merupakan periode perkembangan yang spesial karena memiliki kebutuhan psikologis, pendidikan, dan ciri fisik yang khas.
John Locke salah satu filsuf dari Prancis mengatakan bahwa ketika bayi dilahirkan, dia seperti tabula rasa atau kertas kosong. Pikiran seorang anak merupakan hasil dari pengalaman dan proses belajar. Pengalaman dan proses belajar yang diperoleh melalui indera membentuk manusia menjadi individu yang unik. Peran orang tua dalam perkembangan anak sangat dominan karena orang tua harus bertanggung jawab untuk mengajari anak tentang kendali diri serta rasionalitas, serta merancang, memilih, serta menentukan lingkungan dan pengalaman yang sesuai sejak dilahirkan.
JJ Rosseau tokoh yang berseberangan pemikiran dengan John Locke memandang seorang bayi yang dilahirkan, dia sudah dibekali oleh rasa keadilan dan moralitas, serta perasaan dan pikiran. Ini diartikan ketika bayi dilahirkan, dia sudah memiliki kapasitas dan modal yang akan terus berkembang secara alami tahap demi tahap. Tugas orang tua adalah memberikan kesempatan agar bakat dan atau bawaan tersebut dapat berkembang dan memandu pertumbuhan anak.
Rosseua juga melakukan kategorisasi tahapan perkembangan anak. Pertama, masa bayi, sejak lahir sampai usia sekitar dua tahun. Pada masa ini, seorang bayi mengenali lingkungannya dengan indera. Bayi belum tahu tentang ide atau penalaran, yang dapat mereka rasakan hanya kesenangan dan rasa sakit. Namun demikian, bayi yang bersifat aktif memiliki rasa ingin tahu yang besar, serta dapat belajar dengan cepat.
Tahapan kedua menurut Rosseua, pada masa anak – anak usia 2 -12 tahun. Masa ini ditandai dengan kemampuan untuk mandiri, mulai berjalan sendiri, makan sendiri, berbicara, serta berlari. Pada masa ini, anak mulai mengembangkan penalaran yang bersifat intuitif karena berhubungan langsung dengan gerakan tubuh dan indera.
Tahapan ketiga, masa anak – anak akhir usia 12 – 15 tahun. Masa ini merupakan transisi dari masa anak – ana menuju masa dewasa. Selama periode ini anak memperoleh kekuatan fisik yang luar biasa. Sampai tahap ketiga ini, secara alami anak masih bersifat pre-sosial, artinya mereka hanya peduli pada hal – hal yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan belum memikirkan hubungan sosial.

Tahapan keempat, usia 15 tahun keatas. Tahap ini ditandai dengan pubertas dan kepedulian terhadap lingkungan sosial. Tanda – tanda lainnya berupa perubahan suasana hati yang sering tiba – tiba, mudah marah tanpa alasan yang jelas, mulai peduli terhadap lawan jenis dan orang lain, mulai merasakan kebutuhan seksual, serta mulai mampu memahami konsep – konsep abstrak dan mengembangkan minat pada sains dan moral.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar