Kamis, 04 Oktober 2012

Potret Pemimpin Lewat Genteng



Pemimpin adalah salah satu pilar penyangga keberlangsungan bangsa dan negara. Pemimpin merupakan merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan kekuasaan yang diberikan oleh anggota atau orang yang dipimpinnya (Darsono, 2008 : 13). Pada pengertian lain James MacGregor Burns mendefinisikan pemimpin merupakan orang yang berjalan lebih dahulu untuk memandu atau menjalankan ,orang utama dalam suatu organisasi , dan orang yang memiliki pengikut (Robert Neuschel, 2008 : 33).
Pada era globalisasi ini semakin banyak bermunculan pemimpin - pemimpin baru mulai dari pemimpin lama, politikus, selebritis, pemulung, hingga musisi jalanan. Seolah telah menjadi tradisi rakyat bangsa Indonesia melihat seorang pemimpin hanya dari luarnya saja. Rakyat sering melihat kemampuan seseorang dalam memimpin hanya dari penampilan luarnya saja, bagaimana penilaian rakyat ketika tidak meragukan jiwa kepemimpinan seorang politikus maupun seorang pemimpin yang telah lama berkuasa. Namun disisi lain rakyat cenderung tidak melihat kemampuan seorang dengan status yang agak rendah, misalkan seorang pemimpin yang berasal dari kalangan menengah ke bawah.
Perlu diketahui di negara ini seorang pemimpin tidak hanya presiden, gubernur, bupati, atau walikota saja. Padahal kalau kita berpikir secara rasional semua orang bisa menjadi pemimpin. Seorang ayah sebagai kepala keluarga itu pun juga merupakan potret dari seorang pemimpin. Bahkan diri kita sendiri juga merupakan pemimpin. Memimpin diri kita sendiri untuk mengerjakan kebaikan dan menjauhi kejelekan. Setiap orang mempunyai potensi dan jiwa kepemimpinan dalam dirinya, karena Allah SWT sendiri telah menciptakan manusia sebagai seorang khalifah. Pada Al Qur’an Allah SWT telah mengatakan “Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang - orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan” (QS As Shaad 26). (Departemen Agama, 1989 : 736)
Marilah kita mengurai makna genteng. Seperti yang kita lihat struktur bangunan rumah genteng berada di atas. Hal itu diibaratkan sebagai seorang pemimpin yang berada di atas, mampu melindungi dan mengayomi rakyatnya. Sedangkan pada struktur bangunan rumah di atasnya terdapat genteng, menyusul di bawahnya ada reng, tiang, tembok sampai lantai, itu diibaratkan sebagai sebuah negara yang memiliki seorang pemimpin, perangkatnya, dan rakyatnya. Itulah ibarat negara yang sangat kokoh, namun dalam perjalanannya tentu ada permasalahan - permasalahan yang menimpa pemimpin. Hal itu diibaratkan sebagai sebuah genteng yang telah lama terpasang, jika lama - kelamaan terkena hujan dan panas matahari maka genteng itu akan rapuh juga.
Adapun jenis - jenis genteng yaitu keramik, beton, metal, owen, mutiara, jatiwangi. Genteng mutiara itu ibaratnya seorang pemimpin yang hanya cantik dan cakap dipandang , namun jiwa kepemimpinannya kosong. Jika genteng owen diibaratkan seorang pemimpin dengan jiwa kepemimpinan yang rapuh. Jika genteng beton itu ibaratnya seorang pemimpin dengan jiwa kepemimpinan yang kuat dan kokoh. Maka dari itu seorang pemimpin harus memiliki sifat - sifat yang cakap untuk memimpin. Edwin Ghiselli (1971) mengatakan pemimpin itu harus memiliki sifat seperti : kemampuan dan kedudukan sebagai pengawas, kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, kecerdasan, ketegasan, kepercayaan diri, dan inisiatif. Rasulullah Saw sendiri mengajarkan kepada kita umatnya mengenai sifat pemimpin yaitu sidiq (berbuat benar / trustworthiness), tabligh (menyampaikan dalam hal ini berkomunikasi / communication), fathonah (cerdas / intelegence), dan amanah (dipercaya / responsibility).
Salah satu pemimpin yang paling terkemuka di dunia tentu baginda Nabi Muhammad Saw, dimana beliau sebagai pemimpin disegani kawan maupun lawan. Adapun cara kepemimpinan Rasulullah seperti disebutkan dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani bahwa Rasulullah selalu membina hubungan yang baik pada umatnya (muslim) maupun dengan umat lainnya, serta kepemimpinannya dilandasi dengan kejujuran dan integritas.
Oleh karena itu sudah sepatutnya kita belajar filosofi dari sebuah genteng. Dimana sebuah genteng rela menjadi pelindung komponen - komponen bangunan di bawahnya. Kita manusia sebagai makhluk hidup pilihan Allah SWT untuk menjadi pemimpin di muka bumi ini, hendaklah menjadi atasan dan pemimpin yang baik kepada makhluk lain yang kita pimpin atau minimal kita memimpin diri kita sendiri serta keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar